TEMPO.CO, Balikpapan - Monyet satu ini lumayan unik. Hidungnya panjang sebesar buah terong yang menggelantung menutupi mulutnya yang kecil. Bulunya yang lembut kemerahan membuat banyak orang suka menamainya monyet belanda.
Dialah monyet bekantan yang bahasa ilmiahnya disebut nasalis lavartus yang banyak ditemui sepanjang hutan bakau Kalimantan.
Primata bekantan sudah jadi satwa yang dilindungi di Kalimantan Timur. Sejumlah lokasi konservasi perlindungan bekantan sudah ada seperti halnya Hutan Kota Tarakan hingga Mangrove Centre Balikpapan.
Padahal sejatinya ada banyak lokasi lain yang menjadi habitat alamiah bekantan di Kalimantan Timur. Salahsatunya adalah Konservasi Sungai Hitam di Samboja Kutai Kartanegara. Total populasinya tidak tanggung-tanggung, sampai 400 ekor bekantan liar.
Bekantan ini berkeliaran bebas di hutan bakau sepanjang 20 kilometer di samping Sungai Hitam yang bermuara di Pantai Kuala Kutai Kartanegara.
Setidaknya ada belasan kelompok bekantan yang masing masing dipimpin satu pejantan dewasa yang tingginya mencapai 40 centimeter dengan berat 15 kilogram.
“Satu kelompok dipimpin satu pejantan dewasa yang menguasai satu wilayah,” kata warga setempat, Amiruddin, Minggu 26 Juli 2015.
Satu ekor pejantan dewasa sangat protektif menjaga kawasannya dari gangguan kelompok bekantan saingannya. Bekantan raja Sungai Hitam ini bahkan berani menatap curiga wisatawan yang mengabadikan gambarnya di pagi maupun sore hari.
“Dia hanya memastikan saja apakah ada bekantan saingannya. Nantinya dia juga akan pergi, karena bekantan adalah hewan pemalu,” papar Amiruddin.
Benar saja, tidak berapa lama hewan ini beringsut pelan dan hilang di kerimbunan pohon bakau.
Bekantan di hutan ...