TEMPO.CO, Bandung - Sarana dan prasarana daerah yang minim tak menyurutkan Adi Gerimu untuk mengenalkan wisata alam dan budaya di Nusa Tenggara Timur. Pria berusia 40 tahun asal Pulau Alor yang merantau ke Jakarta tersebut membangun komunitas dan jejaring lewat Internet selama dua tahun agar pariwisata daerahnya bangkit.
Adi Gerimu tercatat sebagai pendiri Way 2 East Indonesia. Way2east.com adalah situs yang mempromosikan potensi wisata di Indonesia Timur.
Sebelumnya pada 2011, sejumlah perantau asal Nusa Tenggara Timur di Jakarta pernah berkumpul untuk membahas kegiatan Visit NTT 2013. Setelah rencana itu kandas, Adi yang sarjana teknologi informasi dari sebuah kampus di Malang, Jawa Timur, membuat situs--yang kelak bernama Way2east.com--untuk mengenalkan potensi wisata di daerahnya. “Dari sana terbangun komunitas, tujuan wisata dan acara, sampai mengajak pemerintah daerah dan biro perjalanan,” ujarnya.
Ketika banyak yang menilai potensi wisata daerahnya sulit dijual, ia sempat mengakui. “Transportasinya mahal, tidak ada bus AC dan hotel yang bagus, penduduk belum siap menerima tamu,” kata dia. Didorong pengakuan sejumlah wisatawan yang takjub dengan alam Nusa Tenggara Timur, Adi pun mendekati pejabat Kementerian Pariwisata untuk meresmikan situs yang dikelolanya sebagai pusat informasi wisata di NTT.
Beberapa daerah seperti Ende dan Labuhan Bajo diakuinya telah dikenal wisatawan. “Tapi baru sampingan selain Lombok dan Bali, belum jadi tujuan utama,” katanya. Ia pun mengenalkan daerah lain, seperti Lembata, kepada 120 orang peserta Festival Adventure Indonesia 2014 yang kebanyakan kalangan ibu berusia 60-70 tahun. “Sekarang pemerintah daerah lebih menyiapkan lokasi, seperti rumah warga untuk penginapan wisatawan,” kata dia.
Daerah lain yang tengah dikenalkannya adalah Pulau Alor, wilayah yang berbatasan wilayah laut dengan Timor Leste. Selain punya kerajinan kain tenun dan gendang perunggu atau moko sebagai mas kawin, ada pula simpanan Al-Quran tua dari tahun 1519 di museum.
ANWAR SISWADI