TEMPO.CO, Yogyakarta - Rencana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membangun toilet bawah tanah dengan pintu masuk di kawasan Benteng Vredeburg terganjal perizinan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembangunan toilet bawah tanah ini merupakan bagian dari restrukturisasi Malioboro yang dilewati sumbu filosofis dari Tugu—alun-alun utara—keraton Yogyakarta. Pembangunan toilet bawah tanah itu wajib berizin karena kawasan Benteng Vredeburg berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.
Baca Juga:
“Karena benteng itu bangunan heritage dan masih milik pusat. Kalau pakai prosedur pusat, ya, di sana,” kata Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Senin, 22 Juni 2015.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Energi Sumber Daya Mineral Yogyakarta Rani Sjamsinarsi menjelaskan pemerintah akan membangun tiga toilet bawah tanah di ujung selatan Malioboro atau kawasan titik nol. Satu lokasi yang sudah direncanakan dan dianggarkan berada di halaman parkir gedung Bank Indonesia. Nantinya akan dibangun lorong bawah tanah (underpass) yang menghubungkan halaman BI dengan lokasi wisata Taman Pintar yang berseberangan.
Dua lokasi lain berada di halaman Benteng Vredeburg dan di trotoar titik nol Malioboro. “Hanya, di titik nol bagian bawah banyak galian limbah, telepon, juga drainase,” ujar Rani.
Pembangunan toilet bawah tanah di sana, menurut Rani, merupakan konsep penataan Malioboro yang nyaman bagi wisatawan. Mengingat di kawasan selatan tersebut banyak terdapat lokasi wisata, antara lain Benteng Vredeburg, Taman Pintar, pusat belanja, dan Taman Budaya Yogyakarta yang merupakan satu kawasan.
Total lahan bawah tanah yang dibutuhkan seluas 10 ribu meter persegi. Toilet didesain tetap bersih dengan petugas yang berjaga selama jam operasi.
Untuk toilet laki-laki terdiri atas lima kloset, lima wastafel, dan lima urinoir. Sedangkan toilet perempuan terdiri atas sepuluh kloset dan empat wastafel. Juga disediakan dua toilet untuk difabel dan satu ruang laktasi untuk ibu menyusui. Akan ada pula akses jalan turun bagi difabel serupa eskalator.
Dana yang dibutuhkan berkisar Rp 7 miliar untuk tiap toilet. Sedangkan dana yang sudah dianggarkan untuk toilet antara gedung BI dan Taman Pintar baru senilai Rp 1,4 miliar. “Mau saya carikan sponsor dulu dari perbankan,” tutur Sultan.
PITO AGUSTIN RUDIANA