TEMPO.CO, Jakarta - Bali sebagai ‘jendela’ pariwisata Indonesia terus mempercantik diri agar daya tariknya semakin kuat khususnya pada budaya (culture), alam (nature), dan pelayanan (hospitality) dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang sebagian besar melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai Bali.
Dalam kunjungan kerja selama dua hari ke Bali pada Jumat-Sabtu (6-7 November), Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, melakukan dialog dengan para tokoh pariwisata dan para pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali dan pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (BPPI) Bali.
Pada kunjungan itu Menpar juga membuka Festival dan Selebrasi 100 Tahun Gong Kebyar di kawasan Puri Saren Ubud. Festival dan Selebrasi 100 Tahun Gong Kebyar ini merupakan event budaya yang refleksikan gaya kebyar yang berkembang 100 tahun lalu di Ubud Bali. (Baca : Festival Wayang Internasional Mulai Digelar di Ubud)
Pada festival itu disuguhkan karya-karya monumental kebyar (seperti Kebyar Legong, Palawakya, Kebyar Pengeleb, dan Kebyar Ding Sempati) oleh para seniman tua yang piawai.
Para seniman tua ini sebelum pentas akan memaparkan proses karya dan pengalaman mereka. Pada kunjungan itu, Menpar meninjau sejumlah fasilitas wisata budaya seperti Museum Puri Lukisan dan Museum Markeing 3.30 yang pada kesempatan itu sekaligus meresmikan MarkPlus Center for Tourism and Hospitality.
Menpar Arief Yahya menyatakan Bali sudah lama dikenal wisatawan dunia sebagai the best destinations karena mempunyai keunggulan tiga hal, yakni budaya (culture), alam alam (nature), dan pelayanan (hospitality).