TEMPO.CO, Cirebon -Perayaan Imlek di Cirebon, Jawa Barat, tahun ini akan dikemas dalam bentuk festival budaya. Hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Lingkungan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cirebon, Yoyon Indrayana. "Kami sudah berkoordinasi dengan kawan-kawan dari etnis Tionghoa untuk bisa melaksanakan event Imlek tahun ini menjadi lebih meriah," kata Yoyon, Jumat, 10 Januari 2014.
Yoyon mengatakan, selama ini perayaan Imlek di Cirebon hanya dilakukan oleh warga Tionghoa. Padahal perayaan Imlek, terutama peringatan Cap Go Meh yang ditandai dengan arak-arakan Toa Pe Kong banyak menyedot perhatian warga non Tionghoa."Ribuan orang bisa memadati ruas jalan di Kota Cirebon saat arak-arakan tersebut dilakukan," kata Yoyon.
Pemerintah kota Cirebon memandang perayaan imlek sebagai potensi wisata yang bisa menarik perhatian turis lokal maupun asing. "Karenanya kami pun menggagas perayaan imlek tahun ini menjadi bentuk festival budaya," kata Yoyon.
Juru bicara Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Surya Pranata, menyambut baik rencana Pemkot Cirebon yang menjadikan perayaan tahun baru imlek sebagai sebuah festival budaya. "Kami akan berkoordinasi dengan panitia intern yang setiap tahunnya merayakan tahun baru imlek," kata Surya. Surya mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah Pemkot Cirebon
Menurut Surya dalam tahun baru imlek terdapat sejumlah rangkaian kegiatan seperti doa bersama yang merupakan wujud syukur kepada sang pencipta, ramah tamah bersama keluarga dan sahabat. "Imlek itu tradisi budaya dimulai 31 Januari 2014 sampai hari kelima belas (Cap Go Meh) atau 14 Februari 2014 mendatang," katanya.
IVANSYAH