TEMPO.CO, Surabaya - Warga yang hendak melakukan ritual satu suro terus berdatangan ke Gunung Penanggungan, yang terletak di perbatasan Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur. Mereka hendak melakukan ritual di candi-candi di kawasan gunung tersebut hingga Rabu, 6 November 2013.
Serombongan warga Sooko, Mojokerto, misalnya, sejak Selasa sore mulai melakukan pendakian dari jalur Petirtaan Jolotundo, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Jolotundo merupakan salah satu akses menuju puncak Gunung Penanggungan. Di sepanjang trek Jolotundo menuju Penanggungan banyak tersebar situs-situs purbakala.
"Kami mau ke Kendalisodo, Nginap dan baru turun besok," kata salah seorang warga saat berpapasan dengan Tempo di hutan Jolotundo.Mereka bukan para pendaki yang hendak berpetualang. Mereka hanya warga bisa yang akan melakukan ritual di Candi Kendalisodo, salah satus situs purbakala di lereng Barat Gunung Bekel, sebelah Barat Gunung Penanggungan.
Beberapa warga terlihat mengenakan sarung yang diselempangkan di pundaknya. Sebagian besar berusia 40-an. Beberapa lainnya terlihat masih di remaja. Seorang diantaranya membawa pikulan yang berupa tongkat bambu yang masing-masing ujungnya terdapat barang bawaan mereka.
Hal yang sama juga dilakukan rombongan warga dari Desa Trawas. Sebagian besar anggota rombongan ini juga berusia sekitar 45 tahun. Tempo berpapasan dengan mereka ketika sama-sama rehat sejenak di Candi Sinta, kaki Barat Gunung Penanggungan. Namun rombongan ini tidak ke Kendalisodo. "Kami hanya mau jalan-jalan saja di beberapa candi," kata seorang warga.
Candi Kendalisodo berupa bangunan punden berundak yang berada di tebing seperti pada umumnya situs-situs di kawasan penanggungan. Terdapat tiga teras dan satu altar serta sejumlah miniatur. Candi ini dinilai sebagai yang paling utuh dibandingkan sejumlah candi lainnya kendati ada beberapa bagian candi yang sudah hilang. Di situs ini juga terdapat gua pertapaan. "Ini sebagai bangunan pemujaan," kata Ismail Lutfi, Arkeolog Universitas Gajahmada yang juga dosen pengajar di Universitas Negeri Malang.
Di Candi Kendalisodo, terdapat sejumlah sesajen, berupa rokok kretek, nasi, lauk pauk beserta pernak perniknya. Di sekitar candi ini juga terlihat berserakan sampah plastik yang diduga ditinggalkan warga. Selembar terpal untuk alas istirahat juga masih terpasang di tempat ini. Pada Senin malam, banyak warga yang melakukan ritual di tempat ini.
DAVID PRIYASIDHARTA
Topik Terhangat:
Vonis Fathanah | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar | Amnesti TKI |
Terpopuler:
SBY Lempar Kemacetan ke Gubernur, Ini Kata Jokowi
Kata Pakar Soal Bahasa Tubuh SBY
10 Parfum Berkelas, Kesukaan Wanita seperti Atut
Insiden Es Tebu Rombongan Golkar Riuh di Twitter
Gadis Virtual Sukses Deteksi Ribuan Pedofil
Anak Jenderal Jadi Tersangka Tabrak Lari 10 Siswa
Mobil Vitalia Shesya dari Fathanah Dirampas