Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensasi Pecel Pakis Khas Muria

image-gnews
Penjual pecel. DOK/TEMPO/Arif Fadillah
Penjual pecel. DOK/TEMPO/Arif Fadillah
Iklan

TEMPO.CO, Kudus--Berkunjung ke tempat wisata, tentu tidak lengkap jika belum mencicipi makanan khasnya. Begitu pun para wisatawan berkunjung ke Gunung Muria, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Setelah berziarah ke Makam Sunan Muria (Umar Said), Syeh Syadzali dan Air Terjun Monthel, akan terasa hampa jika belum merasakan kuliner pecel pakis, yang tidak mudah ditemukan di daerah lain.

Pecel pakis di kawasan wisata Muria dikenalkan mBok Yanah, yang kemudian usaha warungnya diturunkan putrinya Sulyati. "Pecel pakis sudah dikenalkan ibu sejak tahun 1960-an," kata Sulyati, yang membuka usaha warungnya tidak jauh dari tempat peristirahatan Pesanggrahan Muria (10/4). Menu pecel pakis juga banyak dijumpai di warung lain, di lokasi wisata Muria, misalnya ke warung Jasmini, di komplek air terjun Monthel.

Menikmati pecel pakis, justru memunculkan sensasi tersendiri. Sebab, pecinta kuliner bisa menikmati menu pecel, sembari menikmati udara dingin pegunungan dan pemandangan alam yang hijau. Juga, penikmat kuliner dengan seizing pemilik warung, bisa menikmati pecelnya di atas batu-batuan gunung yang besar disekitar air terjun Monthel.

Bumbu pecel terdiri atas bawang putih, kencur, jeruk wangi, gula merah, buah asem dan sedikit garam. Cara meraciknya, semula bumbu- bumbu tersebut kecuali gula dan garam, digoreng dengan minyak goreng. Kemudian menyusul kacang tanah digoreng tersendiri. Lalu, setelah semuanya matang, kacang tanah, berikut bumbunya ditumbuk atau digiling dengan halus. Diperlukan sedikit air matang untuk mencairkannya.

Sementara daun pakis-- sebagai tanaman khas Muria, kacang panjang, bayam, taoge dan sayur lain dipotong- potong sebelum direbus matang. Untuk penyajiannya, nasi ditaruh di piring, lalu di atasnya diberi sayur mayur, baru kemudian diberi bumbu pecelnya, dan selanjutnya siap dihidangkan. Variasi lauk tambahan sangat banyak, misalnya ayam goring, ayam bakar, botok jeroan, rempela dan tahu-tempe.

Para pecinta kuliner tidak perlu khawatir harus merogoh kocek terlalu dalam, karena harganya sangat murah. "Satu porsi nasi pecel hanya Rp 4.000," kata Hj. Jasmini, yang sudah berjualan di komplek air terjun selama 35 tahun. Sehari, Hari biasa, Sulyati maupun Jasmini bisa menghabiskan 10 ekor ayam dan bias membawa pulang Rp 300-400 ribu sehari. Jika hari libur, penghasilan mereka berlipat.

Minuman pelengkapnya kopi Muria. "Kopi Muria sangat lezat, beda dengan kopi daerah lain," kata Suharna, salah satu penziarah Makam Sunan Muria asal Bandung. "Pecel pakis cukup enak. Juga kopinya. Setiap kali ke Muria selalu menikmatinya," Cecep, rekan Suharna. Kopi Muria yang ditanam di lereng gunung itu pada ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan air laut dan punya sejarah panjang dan memiliki historis yang kuat dengan bangsawan Belanda.

Kopi Muria adalah jenis robusta, sudah secara temurun ditanam pada zaman penjajahan Belanda. Lahan perkebunan kopi dikelola oleh petani setempat. Bahkan, ketika zaman penjajahan Belanda, para bangsawan Belanda menjadikan sebagai salah satu minuman andalannya. Cerita dari mulut ke mulut yang dituturkan petani kopi asal Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, setiap panen bangsawan Belanda selalu meminta jatah untuk dikirim ke Holand. Sejak itu, Muria Caffe, sebutan kopi asal Colo, menjadi sajian wajib nenek moyang Bangsawan Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Setahu saya, sejak pemerintahan Ratu Wilhelmina dan Ratu Yuliana, Muria Caffe menjadi minuman pilihan kalangan bangsawan Belanda," kata Suyoto (74), yang pernah menjadi Kepala Desa Colo periode 1967-1998. Cerita itu berasal dari Atmowidjojo, orang tua Suyoto, yang ketika itu menjadi mandor perkebunan Belanda.

Sedangkan dari kakeknya, Kertoleksono, yang ketika itu menjadi Lurah Colo, tanaman kopi terlindung dengan pohon Pandan Gunung, vegetasi hutan lindung dan pohon Mranak.Sejak itu, tanaman kopi menjadi nafas hidup bagi warga Colo dan warga desa sekitarnya. Pada masa itu, petani diwajibkan membagi hasil kopi melalui 'Centhakan' sebagai upeti kompeni. Lahan kopi Colo dari dulu hingga sekarang sekitar 90 hektare. Hasil dari berkebun kopi, kata Suyono, dapat meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini terlihat, yang sebelumnya rumah mereka beratap daun rumbia, kini sebagian besar sudah berdinding batu bata dan beratap genteng.

Menurut Kepala Desa Colo, Demung Fallah, jumlah petani kopi di Colo ada sekitar 600 orang dan masing- masing petani memilikibeberapa kotak, dan satu kotak luasnya 1.400 meter persegi. "Mereka tergabung dalam kelompok tani Relung Muria," kata Demung. Harga kopi kering di daerah itu Rp 22 ribu per kilogram. Agar budidaya kopi tidak hilang dari Colo, menurut Demung, pihak desa telah meminta kepada pemilik lahan kebun kopi melibatkan perawatannya pada anak keturunannya.

Kopi Muria selain diminati dalam negeri, juga dilirik oleh investor asing. "Kopi Muria diminati investor asal Swiss. Kini, tengah dilakukan penjajakan untuk kemungkinan dilakukan kerja sama," kata Eko Djumartono, Pejabat Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus. Investor asal Swiss, kata Eko, melakukan penjajakan ketika pada acara Central Java Investment Business Forum 2012 di Jakarta. "Mereka berkeinginan mengembangkan komoditas kopi dari Desa Japan dan Colo, Kecamatan Dawe," kata Eko. Investor dari Swiss itu selama ini memang bergerak di bidang usaha kopi, dan kopi yang diliriknya berasal daerah pegunungan dengan ketinggian 500 meter dari permukaat laut.

Untuk daerah Kudus, kopi muria ditanam di areal 300 hektare di Desa Japan, Colo, Ternadi dan Soco. Menurut Nuryati petani asal Desa Japan, hasil panenny dibeli oleh tengkulak. Para pengepul atau tengkulak jemput bola atau mendatangi ke kebun milik petani yang sudah dipetik. Sehingga petani tidak kehilangan biaya operasional. "Saya dapat Rp 6 juta," kata Temu, pemilik lahan satu hectare, asal Desa Ragtawu, Kecamatan Gebog, Kudus. Kebun kopi milik Temu, diperlukan perawatan tiga kali dalam setahun dan setiap kali perawatan hanya menghabiskan biaya Rp 150 ribu. Harga kopi di Kudus banyak ditentukan para tengkulak. "Masalahnya petani di sini tidak memiliki hubungan langsung kepada pedagang grosir, dan lebih ditentukan oleh tengkulak," kata Soleh, petani kopi setempat.

BANDELAN AMARUDIN



Topik Terhangat:

Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

23 jam lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

2 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

3 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

4 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

6 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

8 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

16 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

18 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

21 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

22 hari lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.