TEMPO.CO, Jakarta - Ayu Utami Linggih, pemilik Rosalie Cheese, menjual produk aneka kejunya di gerai rosaliecheese.itrademarket.com. Menurut Ayu, di antara semua keju, dia mengatakan Haloumi merupakan jenis yang paling gampang masuk lidah orang Indonesia. Keju asal Yunani ini dikonsumsi dengan cara dipanggang atau digoreng terlebih dahulu. Tekstur dan rasanya mirip daging. Inilah yang membuat Haloumi kerap dipakai sebagai pengganti daging oleh kaum vegetarian.
"Rasa susunya tidak terlalu kuat, sehingga dari beberapa kali uji coba, kebanyakan orang Indonesia suka ini," Ayu menjelaskan. (Baca: Keju dan Kacang Bisa Bikin Sakit Kepala)
Adapun Feta yang bertekstur gembur sering dipakai sebagai campuran salad dan pasta. "Feta biasa juga dikonsumsi fresh," ujar dia.
Semua produk keju buatan Ayu diklaim tak memakai bahan tambahan, pengawet, juga pewarna tambahan. Maka hasilnya keju berwarna putih kekuningan, tidak kuning terang. Warna ini sempat jadi pertanyaan sejumlah pelanggan karena dinilai terlalu pucat. "Saya jelaskan bahwa warna putih memang sesuai dengan warna susu, tak ada tambahan apa pun," kata dia.
Susunya ia ambil dari peternakan sapi di Depok, Jawa Barat. "Saya benar-benar ingin menjual rasa susu asli Indonesia," kata Ayu. Satu-satunya bahan yang harus dia datangkan dari luar hanya rennet, enzim penggumpal susu. (Baca: Keju Turunkan Kesuburan Pria)
Rosalie Cheese membanderol harga untuk tiap 200 gram keju dari Rp 47.500 hingga Rp 50.000. Selain Rosalie Cheese, bagi pencinta keju rumahan, ada pilihan lain, yakni produk Tries Cheese, yang juga bisa dipesan secara online lewat triescheese.bizweb.co.id.
Tri Haryanto, pemilik gerai ini yang merupakan warga Grand Depok City, Jawa Barat, menerangkan bahwa produknya terbuat dari keju Edam, Mozzarella, Paneer, hingga Cream Cheese. "Saya mulai membuat keju sejak tiga tahun lalu," ujar pria berusia 45 tahun itu ketika ditemui pada Jumat pekan lalu.
Dari Edam yang keras dan acap dipakai untuk kue kering, Tri kemudian mengembangkan aneka keju dengan aneka pasar. Di antara semua produk tersebut, menurut Tri, Mozzarella yang paling banyak peminatnya. Tahun ini, hampir 85 persen penjualan didominasi Mozzarella. “Rasanya cocok, dan teksturnya setelah diolah sesuai dengan harapan, meleleh sempurna,” kata lulusan IKIP Negeri Jakarta--sekarang menjadi Universitas Negeri Jakarta--ini.
Sama seperti produk Rosalie Cheese, produknya, Tries Cheese, juga tak diberi bahan tambahan lain, kecuali susu. Ia juga mendapatkan bahan susunya dari peternakan sapi di Depok. "Saya selalu menyampaikan ke konsumen bahwa peternakannya dikelola profesional," ujar dia.
Harga keju Tries Cheese pun cukup kompetitif. Rata-rata harga per kilogramnya Rp 100 ribu. “Tapi, untuk Edam dan Cream Cheese, harganya Rp 125 ribu,” katanya.
DIANING SARI