Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batik Banyumasan Melirik Bahan Kain Tenun Lurik  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Purwokerto - Alat tenun dari kayu itu terus bergerak, memilin benang satu per satu menjadi kain lurik. Kain tenun lurik yang digunakan untuk dilukis batik itu merupakan bentuk ikhtiar menyelamatkan batik Banyumasan dari kepunahan. “Kalau tidak kreatif dan membuat inovasi baru, batik Banyumasan bisa punah,” kata Slamet Hadi Priyanto, pemilik rumah batik Banyumasan, di Kecamatan Banyumas, Ahad, 10 Februari 2013.

Ia kini adalah salah satu dari 10 pengusaha batik yang masih bertahan di sentra kerajinan batik bekas ibu kota Banyumas itu. Di kota lama Banyumas ini, ia mengumpulkan pembatik yang rata-rata sudah sesepuh ini untuk kembali membatik. Tak hanya batik tulis, cap dan cetak, sejak 2008 ia mulai membuat batik dengan kain dasar yang dibuat dari tenun lurik. Alat tenun ia dapatkan dari sebuah pabrik tenun sutra yang sudah bangkrut di daerah itu.

Usaha batik keluarganya sudah dibangun sejak 1957 oleh kakeknya, Kwee Lie Go. Ia sendiri merupakan generasi ketiga yang melanjutkan usaha itu. Saat itu, di Banyumas sebenarnya banyak pengusaha batik yang membuat batik Banyumasan. Salah satu di antara yang terkenal yakni Batik R atau Rosidi yang dulu bermarkas di Villa Krandji. Villa paling tua di Banyumas ini kini sudah rata dengan tanah karena akan dibangun supermal.

Batik Banyumas, kata dia, susah berkembang karena minimnya minat pembatik muda. Generasi muda saat ini, kata dia, lebih memilih untuk bekerja di sektor formal dan enggan belajar membatik dari orang tuanya. Batik Banyumasan, kata dia, lebih laku dijual di Jawa Tengah hingga Jawa Barat. “Orang Yogyakarta dan Solo susah menerima batik Banyumasan, karena beda pakem,” kata dia.

Dalam sehari, kata dia, rumah batiknya mampu menghasilkan 60 potong kain batik. Para pembatik kebanyakan merupakan buruh tani. Saat musim tanam dan panen tiba, rumah batiknya hampir tak berproduksi karena para pembatik pergi ke sawah. Saat ini, ia mempekerjakan sekitar 20 pembatik. Selain itu, ada puluhan pembatik yang mengerjakan batik di rumahnya dengan sistem borongan. Ia menjual batiknya di gerai yang terletak di depan rumahnya. Harganya dari Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta, tergantung tingkat kerumitan batik.

Hadi mengatakan, ia juga mempekerjakan lima orang yang khusus membatik halus. Batik jenis ini bisa dikerjakan dalam kurun waktu satu tahun. “Batik halus ini sangat rumit. Ketebalan lilin, goresan garis, dan motif yang sangat rumit. Tidak semua orang bisa mengerjakannya,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain kain, Hadi menyiasati cacat kain dengan membuat aneka ragam kerajinan dari batik seperti baju, blankon, tas, dan pernak-pernik batik. Sebagai pengusaha, ia juga pernah mengalami keterpurukan. Saat krisis ekonomi tahun 1997, ia bahkan menghentikan usahanya karena tak satu pun batiknya laku.

Saat ini, omzet usahanya bisa mencapai Rp 50 juta per hari. “Kain batik dari tenun lurik akan saya kembangkan agar bisa terus berinovasi,” katanya. Ia prihatin dengan semakin terpuruknya usaha batik saat ini. Dari sekitar 165 pengusaha batik pada sekitar 1970-an, kini tersisa sekitar 10 pengusaha saja yang masih bertahan.

Bagi dia, batik Banyumasan mempunyai ciri pola batik tersendiri yang merupakan ciri batik pedalaman, yaitu banyak terinspirasi motif tumbuhan dan hewan. Sesuai dengan lingkunganya seperti hutan dan gunung. Proses pewarnaannya pun banyak menggunakan warna tua atau gelap dengan gambar yang lugas dan tegas, seperti budaya masyarakat Banyumas yang apa adanya.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Tim BRIN dan BMKG memantau citra radar BMKG yang menjadi rangkaian operasi TMC yang dilaksanakan di Lanud Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jumat, 24 Februari 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.


Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.


Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat upacara memperingati hari Sumpah Pemuda.
Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.


Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam acara pemutaran film The Mentors di Cinema XXI The Park Solo1 Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Selasa (26/10)
Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.


Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Pemprov Jateng
Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.


Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

22 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Hari Santri di lingkungan kerja Pemprov Jawa Tengah. Jumat (22/10).
Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.


Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

22 Oktober 2021

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.


Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

14 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.


Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelantikan dewan kehormatan dan pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah masa bakti 2021-2026, di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jumat (8/10).
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.


Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama Ketua Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem sekaligus Sekda Jateng, Sumarno.
Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

Pengurus PMI Jateng bertekad bukan hanya menanggulangi donor darah, tapi harus bersinergi mendedikasikan kemanusiaan.