TEMPO.CO , Jakarta:Siang yang terik di saung itu terasa wangi. Semerbak kelapa bakar tertiup semilir angin. Sambil menunggu durian dan kelapa bakar yang baru bisa dikeluarkan dari oven setengah jam lagi, segelas es kelapa campur durian sepertinya cocok untuk membasahi kerongkongan.
Di bagian atas gelas jangkung yang hampir dipenuhi air kelapa muda bercampur santan, salut biji alias daging buah durian menyembul. Warnanya yang putih kekuningan berpadu dengan cairan gula merah di bagian bawah gelas. Kerokan daging kelapa muda berwarna putih melayang di tengahnya. Segelas kesegaran minuman yang mantap itu bisa dinikmati di Saung Bajigur Durian Asoy.
Tempat yang cukup nyaman untuk melepas rasa lelah itu berada di tepi jalan raya kilometer 11, Katapang, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasinya ditandai oleh spanduk, tumpukan buah kelapa, dan puluhan buah durian yang digantung. Di kedai berukuran sekitar 40 meter persegi yang dibuat dari bambu dan beratap rumbia itu hanya menyajikan minuman. Beberapa kudapan yang biasa menemani minuman bajigur, seperti bakwan goreng, comro, kacang rebus, kedelai rebus, singkong, dan ubi, terhidang di meja depan.
Sesuai dengan namanya, bajigur dan durian menjadi andalan sang pemilik saung, Tutang Kusniadi. "Menu favorit pembeli itu bajigur panas campur durian," kata lelaki berusia 36 tahun tersebut, Ahad lalu. Selera soal minuman panas atau dingin itu biasanya bergantung pada musim.
Rasa bajigur, minuman khas daerah Jawa Barat yang terbuat dari racikan kopi, gula merah, santan, dan daun pandan, makin lezat dengan tambahan daging durian. "Enak dan segar. Di Bandung, saya cuma dapatkan di sini," kata penggemar bajigur, Wahyu, 52 tahun. Dalam dua bulan ini warga Jalan Geger Kalong, Bandung, itu setiap Ahad rutin singgah ke saung tersebut bersama keluarganya. Istri dan anaknya lebih menyukai es durian dan es bajigur durian.
Durian dan kelapa di tempat itu disajikan langsung atau dibakar lebih dulu, misalnya Kala Bendu yang disajikan di dalam mangkuk beralas daun pisang. Sajian itu lebih seperti penutup makan. Isinya terdiri atas dua daging durian bakar berukuran besar atau empat buah berukuran kecil, ditambah irisan daging kelapa bakar berwarna kecokelatan dan ketan hitam. Lalu diguyur kinca atau cairan gula merah.
Untuk menu yang memakai durian atau kelapa bakar, pemesan harus menunggu agak lama, bergantung pada waktu masak di dalam drum tungku atau oven tersebut. Menurut Dinar, salah seorang pelayan, kelapa harus dibakar selama 4-5 jam. Adapun durian utuh yang dilapis aluminium harus dipanaskan di dalam oven selama 2-3 jam.
Kisah usaha durian bakar itu agak lucu. Kisah ini bermula ketika Tutang membakar sisa durian yang tak laku. Ia kemudian iseng mencicipi isi buah itu karena tergoda oleh baunya. "Ternyata rasanya enak," kata dia. Selanjutnya, dari hanya berjualan es kelapa muda bakar di kios kecil pada November 2009, usaha minumannya berkembang menjadi durian bakar, bajigur durian, bandrek durian, kopi durian, dan kelapa durian.
Selain itu, kelapa muda yang dijual diisi dengan ketan hitam, lalu dibakar. Ada juga menu Sumurdurjana (singkatan dari susu, madu, durian, dan jahe nikmat), dan Kala Bendu (kalapa beleum nggango kadu atau kelapa bakar pakai durian). "Kelapa bakar itu dulu sering dijadikan obat oleh orang tua waktu kecil sakit," ujarnya.
Tempat itu buka setiap hari tanpa hari libur dari pukul 07.00 hingga 22.00. Pada hari kerja pembelinya berkisar 100 orang. Waktu ramai biasanya pada akhir pekan dan hari libur, melonjak 2-4 kali lipat. Pembeli biasanya lebih suka makan di tempat yang sanggup memuat sekitar 40 orang dengan lima meja dan 20 kursi, ditambah bangku panjang dari bambu.
Selama sepekan, saung itu membutuhkan sekitar 500 durian. Tutang mendatangkan durian dari sejumlah daerah di Sumatera dan Jawa, seperti durian Petruk. "Alhamdulillah, selama dua tahun warung nggak pernah tutup karena masalah pasokan," katanya.
Agustus tahun ini dia berencana membuka cabang baru di Lembang, Jalan Dago, Ujung Berung, dan Padalarang. Sebuah franchise juga akan dibuka di Jakarta. Di daftar menu, Tutang akan menambah menu bubur dari biji durian yang ditumbuk di antara dua kali pemasakan.
Dari hasil uji coba, rasa bubur biji durian terasa seperti talas dan bentuknya seperti bubur sumsum dengan tekstur agak kasar. Ditambah buah durian dan siraman cairan gula merah, bubur biji durian siap disajikan dalam keadaan panas atau dingin.
ANWAR SISWADI
Harga Menu
Bajigur Rp 7.500
Durian bakar Rp 12.500
Es durian Rp 12.500
Bajigur durian Rp 12.500
Es kelapa muda Rp 5.000
Kelapa bakar Rp 10.000
Kelapa bakar Durian Rp 15.000
Durian bakar Rp 17.500