Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicip Nasi Goreng 'Pliket' Langganan Butet  

image-gnews
Nasi Goreng Pliket di Warung sate Pak Dakir, Yogyakarta.  TEMPO/Anang Zakaria
Nasi Goreng Pliket di Warung sate Pak Dakir, Yogyakarta. TEMPO/Anang Zakaria
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Nasi goreng adalah makanan yang begitu populer di telinga. Maklum, sajian kuliner yang satu ini hampir bisa ditemui di mana saja. Di warung tepi jalan, gerobak dorong penjaja keliling, hingga restoran dan hotel mewah. Variannya pun beragam, seperti nasi goreng seafood, nasi goreng Jawa, nasi goreng mawut, nasi goreng petai, dan masih banyak lagi.

Di Kota Yogyakarta, ada jugaNasi Goreng Pliket, seperti yang disediakan di warung sate kambing Pak Dakir di Jalan H O.S. Cokroaminoto 75. Tepatnya di seberang Pasar Klitikan Pakuncen. Mendengar kata pliket, kita akan membayangkan nasi goreng ini lembek dan lengket. Ya, dalam bahasa Jawa, pliket memang berarti 'lengket.'

Sekilas, tak ada yang berbeda dari nasi goreng ini. Nasi disajikan saat masih panas serta ditaburi irisan tomat, kubis, dan bawang goreng. Namun, dari suapan pertama, Anda akan merasakan bedanya. Nasi terasa lebih gurih dan sedikit berlemak serta lengket di lidah. Hmm... nikmat. Aromanya pun harum karena digoreng di atas tungku arang.

Shofiyah, 57 tahun, pengelola warung, mengatakan cita rasa lengket pada nasi goreng berasal dari sumsum tulang kambing yang dicampur saat memasaknya. Cara itu pula yang membuat sedapnya bumbu meresap sempurna pada nasi. "Dalam bahasa Jawa, sumsum ini disebut lodhok," katanya, Kamis petang lalu.

Jika Anda bukan penggemar masakan manis, tak perlu sungkan memesan tingkat kepedasan nasi goreng ini sesuai dengan selera. Namun biasanya Shofiyah akan lebih dulu menawarkan seberapa pedas nasi goreng yang diinginkan pembeli sebelum menggorengnya.

Seperti namanya, warung sate, menu yang ditawarkan warung ini tak hanya Nasi Goreng Pliket. Ada pula sate kambing, tongseng, dan gulai. Dibuka oleh Dakir, yang telah meninggal pada 1992, warung ini berdiri sejak 1966. Meski telah berdiri selama puluhan tahun, nama Nasi Goreng Pliket baru muncul sejak empat tahun lalu.

"Menu nasi gorengnya sudah ada sejak lama, tetapi dikasih nama pliket sejak 2007," kata Shofiyah yang juga anak keempat Dakir.

Menurut dia, kata pliket tersemat pada nasi goreng itu setelah warungnya disambangi Bondan Winarno, pembawa acara kuliner di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Sensasi lengket pada nasi-lah yang membuat menu ini lantas disebut Nasi Goreng Pliket

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, nasi goreng ini dikenal dengan nama Nasi Goreng Butet. Itu lantaran menu tersebut menjadi favorit Butet Kertaradjasa, seniman teater asal Yogyakarta. "Dia (Butet) langganan makan nasi goreng ini sejak masih SMP," kata Shofiyah yang mulai membantu orang tuanya sejak berusia 11 tahun mengenang.

Menu lain yang terdengar asing di telinga di warung ini adalah Gulai Goreng. Masakan ini terdiri dari jeroan kambing (babat, usus, dan paru) yang digoreng kering. Disajikan dalam siraman kuah gulai, rasanya gurih dan sedikit legit di lidah. Gurih karena daging digoreng dan legit karena daging dibacem sebelum digoreng.

"Unik di lidah, lumayan lezat," kata Megawati Tarigan, 25 tahun, pembeli yang mampir di warung itu, Kamis lalu.

Harga makanan di warung ini terbilang murah. Untuk seporsi Nasi Goreng Pliket, Shofiyah memasang banderol harga Rp 11 ribu. Adapun untuk seporsi Gulai Goreng, Anda cukup merogoh kocek Rp 8.000.

Bagi Budi Heliyadi, 59 tahun, pelanggan warung ini sejak 1970, rasa daging pada tiap masakan di warung tersebut begitu kuat. Bumbunya pas meresap. Rasa yang lezat serta harga yang murah membuat warung ini selalu meriah. Tak mengherankan jika sejak dibuka pukul 16.30 hingga 22.00 WIB, warung dengan kapasitas tempat duduk hingga 30-an orang itu tak pernah sepi pembeli.

l ANANG ZAKARIA

SELERA
Warung Sate Kambing Pak Dakir
Jalan H O.S. Cokroaminoto 75, Kota Yogyakarta
Buka pukul 16.30-22.00 WIB

HARGA MENU
Sate Daging: Rp 9.000
Sate Ati: Rp 9.000
Sate Campur: Rp 9.000
Nasi Goreng (biasa): Rp 9.000
Nasi Goreng Pliket: Rp 11.000
Gulai Goreng: Rp 8.000

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

11 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

18 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

19 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

20 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.