Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gua Pawon, Rumah Orang Bandung Purba

image-gnews
Warga mengangkut karung yang berisi kotoran kelelawar di Goa Pawon, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Warga mengangkut karung yang berisi kotoran kelelawar di Goa Pawon, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -- Beberapa kelompok manusia telah menghuni Bandung sejak 5.600 hingga 9.500 tahun lalu. Salah satu rumah mereka terletak di Gua Pawon. Mereka makan apa saja hasil hutan di sekitar gua, ikan laut, juga monyet untuk bertahan hidup. Diduga karena pola makan seperti itu, usia mereka tak panjang, hidupnya hanya berkisar 17-35 tahun. Itulah sekelumit cerita hidup manusia prasejarah dari hasil temuan kerangka lima individu di Gua Pawon, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sejak penggalian Desember 2000 hingga sekarang.

Peneliti dari Balai Arkeologi Bandung masih mencari dan menggali artefak untuk merangkai kisah kehidupan manusia Bandung purba pada zamannya. Selagi mereka bekerja, situs Gua Pawon masih terbuka untuk disambangi pengunjung yang penasaran. Gua Pawon berada di kawasan karst atau batu kapur Citatah, di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jaraknya sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Bandung.

Sesampainya di sisi kanan Jalan Raya Padalarang Cianjur, atau sebelah kiri dari arah Jakarta, akan terlihat plang penunjuk situs. Dari situ, lokasi masih harus ditempuh lagi sekitar 2 kilometer. Akses jalannya menanjak dan menurun, serta masih berbatu dan akan berlumpur di musim hujan. Rumah manusia prasejarah di gua yang masih alami itu seperti hotel batu purba. Jalan masuknya cukup menantang karena kaki harus meniti batuan kapur besar yang kasar, berongga, seperti karang, namun keras. Tantangan kedua menahan sengatan bau dan menghindari kejatuhan kotoran penghuni gua, yaitu kelelawar.

Gua seluas 300 meter persegi lebih itu terdiri dari beberapa rongga seperti kamar, juga beberapa jendela alami yang besar. Jalur jalannya ke atas tempat kuburan manusia purba berada, seperti labirin. Tapi, jangan cemas bila melenceng jalur, sebab gua itu cukup terang oleh sinar matahari. Lokasi situs kerangka berada di sisi utara gua dan dipagari. Sosok berupa tulang manusia sedang meringkuk di sana itu replika hasil cetakan. Aslinya, menurut arkeolog Lutfi Yondri, kini tinggal tengkorak dan rahang di kantor Balai Arkeologi Bandung di Cileunyi. "Sisanya sudah hancur karena kondisinya sangat rapuh," ujarnya, Rabu, 15 Februari 2012.

Kerangka ditemukan dalam penggalian lanjutan oleh Balai Arkeologi pada Juli 2003. Dari hanya satu kerangka, kemudian berkembang menjadi total lima individu hingga penggalian 2009. Setelah diteliti, umurnya diperkirakan sudah 7.000 tahun. Peneliti juga memastikan kerangka itu berkelamin pria dan wanita. Usia mereka berkisar 17-35 tahun dengan gigi lengkap. "Diduga, akibat pola makannya, rata-rata usia mereka tidak sampai setua manusia sekarang," kata Lutfi.

Mayat manusia purba diperlakukan dengan dua cara oleh kelompok atau keluarganya. Pertama, diletakkan di atas permukaan tanah dalam posisi tubuh ditekuk seperti janin atau lurus. Setelah membusuk dan tinggal kerangka, kemudian dilumuri hematit atau butiran tanah merah. Setelah itu mayat dikubur. "Begitulah perlakuan budaya mereka," ujarnya.

Kisah penemuan awal situs manusia Bandung purba itu berawal dari kegiatan jalan-jalan tiga orang geolog asal Institut Teknologi Bandung dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung di kawasan karst Citatah pada Juli 1999. Saat itu, Budi Brahmantyo, Eko Yulianto, dan Johan Arif, berangan-angan menemukan fosil ikan di sana. Namun Eko malah mendapat batu gamping, seperti pisau, dan menduga pernah ada manusia prasejarah yang menempati lokasi itu. Dugaan itu berdasarkan ingatan mereka soal temuan artefak batu di hutan Dago Pakar oleh peneliti asing.

Fakta arkeologi sebelumnya tentang kerangka manusia prasejarah yang suka ditemukan di dalam gua. Budi teringat Gua Pawon yang lokasinya tak jauh. Namun, baru pada Oktober 1999, trio peneliti itu datang untuk pengamatan. Kunjungan berikut pada 2000, mereka mulai mencongkel tanah di beberapa tempat di dalam gua. Intuisi mereka muncul ketika berada di satu ruang di dalam gua yang tanahnya datar, tidak kering, tapi juga tidak lembap. Mereka menyebutnya sebagai Gua Kopi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, Eko meminjam alat geomagnet ke kantornya. Tanah di Gua Kopi seluas 3,5 x 7 meter itu mereka bagi menjadi kotak-kotak (grid) berukuran 50 sentimeter persegi kemudian dipindai. Ternyata hasilnya negatif logam, jadi ada kemungkinan terpendam benda non-metal.

Pada Desember 2000, berbekal izin ketua RT setempat yang juga ikut menggali, Budi, Eko, dan Sujatmiko menggali lubang seukuran 100 x 60 dengan kedalaman 50 sentimeter. Baru sekitar 10 sentimeter penggalian, tiba-tiba ada suatu benda mengkilap yang mencelat terkena pacul. Penggalian segera dihentikan. Tugas mereka mencari benda yang terlontar tersebut. Secuil potongan benda itu ternyata batu obsidian yang bentuknya seperti beling kaca. Padahal gua itu berada di wilayah karst. Mereka yakin, batu itu ada yang membawanya di masa lalu. Penggalian pun makin bersemangat. Hingga akhirnya terkumpul dua karung pecahan gerabah, alat batu, obsidian, jasper hijau, batu andesit, sisa tumbuhan, juga cangkang kemiri, siput, kepiting, serta rahang monyet.

Yang masih utuh di antaranya batuan andesit sebesar buah mangga yang dipakai manusia purba untuk menumbuk. Setelah para peneliti awal itu membentuk Kelompok Riset Cekungan Bandung pada 12 Desember 2000, penggalian selanjutnya diserahkan ke Balai Arkeologi. Budi yakin, alat dari batu obsidian itu mereka peroleh dari tempat yang jauh dari gua itu. Geolog itu mengatakan batuan tersebut diduga berasal dari daerah Nagrek yang berjarak sekitar 30 kilometer.

"Ada kemungkinan pabrik pembuatannya dulu di Dago Pakar, yang jauhnya 20 kilometer," katanya. Mereka kemungkinan telah bertransaksi dengan cara barter barang. Buktinya ada bekas hewan laut di situs itu. Adapun hewan darat bisa diburu dari sekitar gua yang dulunya dikelilingi rawa. Manusia purba leluasa mengintai karena letak gua cukup tinggi. Namun bagaimana seluruh bangunan gua itu dipakai untuk kegiatan sehari-hari, ritual, dan pemakaman, masih misteri.

Peneliti arkeologi masih berkutat menggali di sejumlah gua sekitar untuk menemukan petunjuk lain. Mereka belum bisa meneliti sekitar 37 gua lainnya di sekitar Pawon yang diduga menjadi rumah kelompok manusia prasejarah lain dan dulunya saling berhubungan. Gua Tanjung, yang diketahui menyisakan artefak dan tulang manusia, telah hancur ditambang. Para peneliti kini harus berpacu dengan izin penambangan di wilayah karst Citatah.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

1 jam lalu

Ilustrasi mudik. TEMPO/Subekti
8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh


Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

7 hari lalu

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berbicara kepada media saat ia tiba untuk menyampaikan pernyataan kebijakan Dewan Menteri kepada parlemen di Bangkok, Thailand, 11 September 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

PM Srettha Thavisin telah menghabiskan sekitar sepertiga dari enam bulan masa jabatannya di luar negeri untuk mempromosikan investasi di Thailand.


8 Komponen Mobil yang Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Lebaran

9 hari lalu

Mekanik Toyota melakukan pengecekan kondisi pelumas mesin. (Foto: Auto200)
8 Komponen Mobil yang Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Lebaran

Beberapa komponen mobil harus diperiksa sebelum mudik lebaran untuk menghindari kerusakan saat perjalanan.


Kemenhub Atur Penundaan Perjalanan dan Buffer Zone di Pelabuhan Penyeberangan

9 hari lalu

Sejumlah truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera memadati area Dermaga IV, Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu 20 April 2022. Mengacu pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 40 Tahun 2022, PT ASDP Merak akan membatasi kendaraan pengangkut barang selama puncak arus mudik (28/4 - 1/5) dan puncak arus balik Lebaran (7 - 9/5). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Kemenhub Atur Penundaan Perjalanan dan Buffer Zone di Pelabuhan Penyeberangan

Kemenhub atur penundaan perjalanan atau delaying system dan buffer zone di beberapa pelabuhan penyebarangan.


Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

12 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?


KAI Daop 6: Banjir di Semarang Surut, Perjalanan Kereta Api Lintas Utara Berangsur Pulih

12 hari lalu

Kursi tempat menunggu kereta di  Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, terendam banjir, Kamis, 14 Maret 2024.  Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
KAI Daop 6: Banjir di Semarang Surut, Perjalanan Kereta Api Lintas Utara Berangsur Pulih

Perjalanan kereta api di lintas utara berangsur pulih dengan telah surutnya genangan air di jalur Semarang Tawang Alastua, Jawa Tengah.


Sempat Batal karena Banjir, Perjalanan Kereta Api di KAI Daop 4 Semarang Kembali Normal

12 hari lalu

Sejumlah penumpang menembus jalur kereta api yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 24 Februari 2021. Sementara itu PT KAI DAOP 4 Semarang telah mengalihkan penumpang yang akan naik maupun turun di Stasiun Poncol Semarang. ANTARA/Aji Styawan
Sempat Batal karena Banjir, Perjalanan Kereta Api di KAI Daop 4 Semarang Kembali Normal

KAI Daop 4 Semarang menyebut perjalanan kereta api kembali normal usai Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng banjir.


Terkini: Kereta-kereta yang Terdampak Banjir di Stasiun Tawang Semarang, Kata Sandiaga soal Turis Malaysia Beri Rating 0 saat Liburan ke Jakarta

13 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Terkini: Kereta-kereta yang Terdampak Banjir di Stasiun Tawang Semarang, Kata Sandiaga soal Turis Malaysia Beri Rating 0 saat Liburan ke Jakarta

Sejumlah perjalanan kereta api terdampak banjir yang mengepung Kota Semarang hingga Kamis, 14 Maret 2024. Banjir juga merendam Stasiun Tawang.


Stasiun Tawang Kota Semarang Terendam Banjir, Layanan Penumpang Dialihkan ke Stasiun Poncol

14 hari lalu

Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. ANTARA /Makna Zaezar
Stasiun Tawang Kota Semarang Terendam Banjir, Layanan Penumpang Dialihkan ke Stasiun Poncol

Layanan penumpang yang semula di Stasiun Tawang dialihkan ke Stasiun Poncol. Stasiun Tawang mulai Kamis pagi tak melayani aktivitas naik maupun turun pengguna jasa transportasi kereta api sampai banjir teratasi.


KAI Buka Kemungkinan Tambah Kereta Lagi untuk Mudik Lebaran 2024, Saat Ini Sudah Ada Penambahan 48 Kereta

16 hari lalu

Sejumlah calon penumpang menunggu keberangkatan kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad, 23 April 2023. Keberangkatan pemudik di Stasiun Gambir dan Pasar Senen pada 23 April 2023 volume penumpang masih diatas 90 persen dari total ketersediaan tempat duduk. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
KAI Buka Kemungkinan Tambah Kereta Lagi untuk Mudik Lebaran 2024, Saat Ini Sudah Ada Penambahan 48 Kereta

KAI masih membuka kemungkinan menambah kereta api lagi untuk mudik Lebaran 2024.