TEMPO.CO , Pariaman - Kalau jalan-jalan ke Kota Pariaman, Sumatera Barat, belumlah lengkap bila tak menikmati nasi sek ditemani semilir angin Pantai Gondariah di bawah keteduhan cemara laut. Sebab, kota di Minang inilah satu-satunya yang menyediakan warung nasi sek.
Nasi sek adalah kependekan dari nasi "seratus kenyang". Penyajiannya juga unik. Sekepal nasi panas dibungkus daun pisang dan lauknya sala (peyek) ikan atau sala cumi, anyang sayuran (urap dengan campuran rebusan kacang panjang, daun singkong, daun pepaya) dan sambal lado tomat yang tidak terlalu pedas.
Nasi yang dibungkus daun pisang dihidangkan lima bungkus dalam satu piring. Sementara menu pelengkap dalam piring lainnya. Nasi dan sala dihidangkan panas-panas karena baru digoreng, dilengkapi dengan urap dan sambal lado tomat yang dibuat dari cabe, bawang, dan tomat rebus yang digiling kasar. Rasa nasi sek dan teman-temannya ini sangat pas, lembut, gurih, dan tidak terlalu pedas. Cukup mengenyangkan untuk seporsi makan siang.
Sala ikan dan cumi adalah ikan dan cumi yang digoreng dengan tepung beras yang berbumbu. Bumbu sala ikan dan cuminya cukup sederhana, yaitu tepung beras, kunyit, garam, jeruk nipis dijadikan adonan yang dibalurkan ke ikan dan cumi lalu langsung digoreng dan dihidangkan panas-panas.
“Untuk membuat sala, ikan dan cuminya harus segar dan baru. Saya sendiri membelinya dari nelayan yang ada di sini,” kata Hasnierti, pemilik warung nasi sek Pondok Salero di Pantai Gondariah, Pariaman.
Di Pantai Gondariah terdapat puluhan pondok-pondok lesehan tempat makan nasi sek. Pondok lesehan ini terletak di bawah rindangnya pohon cemara dan menghadap ke laut. Makan nasi sek di tempat ini terasa sangat nikmat karena laut menghamparkan pemandangan yang indah, ditambah dengan semilir angin yang segar. Pantainya juga bersih dan berpasir putih.
Tentu saja harga nasi seknya tidak lagi seratus rupiah seperti pada akhir tahun 1980-an saat pertama dijual. Harga satu porsi yang terdiri dari lima bungkus nasi dan sepiring sala serta urap dan sambal lado kini Rp 10 ribu.
Bila masih belum kenyang, boleh mencoba menu lain. Yang dijual tidak hanya nasi sek. Masih banyak menu lainnya. Apalagi Pariaman adalah kota pesisir di Sumatera Barat tempat gudangnya makanan enak. Tersedia juga ikan bakar, gulai kepala ikan kakap, gulai udang, ditambah gulai jengkol, atau sambal goreng petai dan teri yang membangkitkan selera. Untuk minuman ada kelapa muda dan berbagai jus buah.
Seorang pengunjung dari Bukittinggi, Leni Hartati, mengatakan harga makanan yang dijual cukup murah dan terjangkau. Apalagi sudah ada daftar harga makanan yang digantung di warung.
“Yang membuat ketagihan itu sala cuminya gurih sekali, ditambah dengan anyang sayurnya dan sambal lado tomatnya juga enak. Pernah saya coba membuatnya di rumah, tapi rasanya tidak sama. Mungkin karena suasananya juga beda. Di sini makannya makin semangat karena sambil memandang laut,” katanya.
Warung Nasi Sek selalu ada setiap hari dan paling ramai di akhir pekan. Bila sampai di Kota Pariaman, tidak sulit menemukan Pantai Gondariah karena terletak di bagian barat kota di dekat stasiun kereta api. Dari Padang ke Pariaman bisa ditempuh dengan bus dan kereta api dengan waktu perjalanan 1,5 jam.
FEBRIANTI