TEMPO Interaktif, Ternate - Masyarakat adat di kelurahan Dufa-Dufa Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, yang bertugas menjadi juru kunci Gunung Gamalama hari ini menggelar ritual adat yang bernama Vere Kie. Langkah ini diambil karena dalam sebulan terakhir Gunung Gamalama selalu mengeluarkan asap putih tebal.
Sukarjan, 38 tahun, salah seorang pemangku adat, mengatakan ritual Vere Kie yang dilakukannya merupakan ritual adat Kesultanan Ternate yang bertujuan meminta keselamatan kepada yang Mahakuasa agar Gunung Gamalama tidak mengeluarkan mara bahaya untuk masyarakat. Ritual ini dilakukan di atas puncak Gunung Gamalama dengan membaca doa gunung.
“Prosesnya kami lakukan tepat di pintu kawah gunung. Di tempat ini kami membaca doa dan meletakkan sesaji,” kata Sukarjan, Selasa, 29 November 2011.
Menurut Sukarjan, ritual Vere Kie merupakan ritual khusus untuk Gunung Gamalama. Prosesnya pun hanya dilakukan saat Gunung Gamalama terlihat terus mengeluarkan asap tebal. “Keyakinan kami, setelah ritual ini asap tidak akan keluar lagi,” ujar Sukarjan.
Untuk sesaji dalam ritual Vere Kie, kata dia, biasanya masyarakat hanya menyediakan telur rebus dan nasi kuning. Tidak ada bahan yang memberatkan yang disediakan. “Kami hanya siapkan telur. Itu pun hanya tiga buah. Yang paling banyak kami lakukan dalam ritual ini adalah memanjatkan doa gunung kepada yang Mahakuasa,” ujar dia.
Sementara itu petugas pos pengamat Gunung Gamalama Ternate, Sarjan, mengatakan hingga saat ini status Gunung Gamalama masih waspada. Aktivitasnya pun selalu mengalami flutuatif.
“Jadi masih di level waspada, belum ada peningkatan. Tapi memang untuk kegiatan pendakian kami masih tutup. Warga masih dilarang mendekati kawah gunung hingga radius satu kilometer," ujar Sarjan.
BUDHY NURGIANTO