TEMPO Interaktif, Jakarta - Jejak kolonial dan hebatnya daya tarik Ternate bagi para penjajah Eropa dapat dilihat dari banyaknya benteng di kota ini.
Berikut di antaranya:
Benteng Oranye
Dibangun pada 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge dari Belanda.
Benteng Kalamata atau Benteng Santa Lucia atau juga Benteng Kayu Merah.
Benteng ini semula dibangun oleh Piyageta atau Portugis pada 1540. Kemudian dipugar oleh Pieter Both dari Belanda pada 1609.
Benteng Tolukko atau Benteng Santo Lucas
Semula dibangun oleh Fransisco Serao, seorang berkebangsaan Portugis, pada 1540 (ada yang menyebutnya tahun 1512). Kemudian direnovasi oleh Pieter Both dari Belanda pada 1610.
Benteng Kotanaka
Dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18. Letaknya di samping kanan sebelah utara Kedaton Sultan Tenate, di atas sebuah bukit.
Benteng Gamlamo (Santo Paolo, Nostra Senora de Rosaria)
Benteng yang dibangun pada 3 Juni 1522 ini merupakan benteng pertama yang dibangun Portugis sejak kedatangan mereka di Ternate pada 1515. Di benteng inilah Sultan Khairun dijebak dan kemudian dibunuh oleh Portugis pada 1570.
Benteng Lainnya:
Benteng Kastela (Kota Ternate)
Banteng Santo Predo (Ternate)
Benteng Tahuela (Kota Tidore Kepulauan)
Benteng Tjobee (Kota Tidore Kepulauan)
Benteng Peninggalan PD II (Kabupaten Halmahera Timur)
Benteng Portugis (Kabupaten Halmaera Timur)
Benteng Bernaveld (di Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan)
Benteng Mauritz (Kabupaten halmahera Selatan)
Benteng Dervarwaching (Kabupaten Kepulauan Sula)
Meriam Antik dan Bunker (Pulau Kao)