Asyiknya Mengamati Stalaktit Gua Pindul

Reporter

Jumat, 29 Maret 2013 17:58 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ilmu pengetahuan alam mengenal stalaktit sebagai batu yang terbentuk dari tetesan air. Kandungan kapur pada air mengendap dan menempel di atap gua lalu membatu. Saban tahun batu itu tumbuh, memanjang dengan perkiraan 1 milimeter per sepuluh tahun.

Kini, bayangkan sebuah stalaktit dengan pangkal berdiameter 4 hingga 5 meter. "Entah berapa tepatnya, tapi ini pasti terbentuk sejak jutaan tahun lalu," kata Sumanto, seorang pemandu Gua Pindul, kepada Tempo, Jumat, 22 Maret 2013 lalu.

Terletak di Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, gua sepanjang 350 meter ini sebenarnya aliran sungai bawah tanah. Kedalamannya bervariasi; dari satu hingga sepuluh meter, dan terbagi dalam tiga zona; terang, remang, dan gelap. Dengan menaiki ban, pengunjung wajib didampingi pemandu. Mereka masuk dan keluar dari bibir gua yang berbeda.

Pengunjung bisa mendapati stalaktit "raksasa" itu setelah menyusuri separuh gua. Batu itu menembus permukaan air berkedalaman 10 meter. Warga lokal menyebutnya dengan sokoguru gunung alias tiangnya gunung. Ini lantaran bentuknya mirip pilar yang menyangga atap gua.

Padahal, menurut lelaki berusia 44 tahun itu, ujung batu belum menyentuh dasar sungai. Beberapa tahun lalu, seorang peneliti menyelam dan melaporkan ujung batu berjarak 5 meter dari dasar sungai. "Ini masih aktif dan terus memanjang," kata dia.

Ada sejumlah stalaktik di dalam gua, di antaranya berbentuk mirip bunga. Menurut dia, batuan ini terbentuk karena air tak sekadar menetes, tapi mengguyur. Selain itu, ada pula stalaktit yang telah menyatu dengan stalagmit hingga membentuk pilar. Jika stalaktit tergantung di atap gua, stalagmit tumbuh dari dasarnya. Batu ini terbentuk dari tetesan air di atasnya.

Selain itu, ada batu kristal. Sama halnya dengan stalaktit, batuan ini terbentuk dari tetesan air. Bedanya, endapan kapur bercampur dengan saripati air sehingga batu yang terbentuk menjadi bening. Saat terkena sorot lampu senter, batuan ini terlihat berkilau. Mungkin batuan ini disebut kristal.

Gua Pindul sekaligus menjadi rumah bagi beberapa jenis hewan. Burung sriti tinggal di zona remang dan kelelawar di zona gelap. Ribuan hewan itu tinggal di atap dan celah batu. "Ada dua jenis kelelawar, pemakan buah dan serangga," kata dia.

Dari Kota Yogyakarta, perjalanan ke Gua Pindul bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 1 jam. Nama Pindul berasal dari kisah seorang bayi yang akan dibuang oleh utusan Panembahan Senopati. Saat akan dibuang, pipi bayi terbentur batu. Akhirnya gua itu diberi nama Pindul, "pipi kebendul".

Sepanjang perjalanan dari Yogya, tak banyak papan penunjuk arah menuju lokasi gua. Namun, jika Anda baru pertama kali datang ke Gunungkidul, di sepanjang jalan Anda akan mendapati banyak penyedia jasa pengantar ke lokasi. Mangkal di tepi jalan dengan menggunakan sepeda motor, biasanya mereka menawarkan jasanya dengan cuma-cuma alias gratis. "Para penunjuk jalan itu nanti mendapat bayaran dari operator," Sumanto menjelaskan.

Operator yang dimaksudnya adalah penyedia jasa pemandu masuk ke dalam gua. Di sekitar gua terdapat tiga operator. Layanan itu mendirikan pos di sekitar lokasi. Untuk menemani menyusuri gua, mereka menarik biaya sebesar Rp 30 ribu. Ongkos itu termasuk sewa pelampung dan ban.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

20 Agustus 2013

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.

Baca Selengkapnya

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

11 Agustus 2013

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau

Baca Selengkapnya

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

9 Agustus 2013

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

9 Agustus 2013

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.

Baca Selengkapnya

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

8 Agustus 2013

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.

Baca Selengkapnya

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

26 Juli 2013

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.

Baca Selengkapnya

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

10 Juli 2013

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.

Baca Selengkapnya

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

5 Juli 2013

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?

Baca Selengkapnya

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

5 Juli 2013

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.

Baca Selengkapnya

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

23 Juni 2013

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.

Baca Selengkapnya