TEMPO.CO, Yogyakarta -- Status Gunung Merapi saat ini masih normal aktif. Mereka yang senang dan memiliki hobi mendaki gunung masih diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak Merapi. Apalagi saat pergantian tahun banyak pendaki yang merayakan tahun baru di puncak Merapi.
"Belum ada larangan pendakian Merapi. Statusnya masih normal aktif," kata Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Rabu, 26 Desember 2012.
Meski begitu, karena Desember dan Januari merupakan puncak musim hujan, para pendaki harus waspada terhadap cuaca. Dengan demikian BPPTK merekomendasi pendakian Merapi dari jalur utara atau pos Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Untuk pendakian melalui Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, dan Sleman, BPPTK tidak merekomendasi. Alasannya, kawah gunung berapi itu menganga terbuka ke arah selatan. Sedangkan material vulkanik di sekitar kawah juga rentan longsor jika hujan deras mengguyur. Kinahrejo, lokasi kampung almarhum juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, dulunya, memang merupakan salah satu pos pendakian di sisi selatan gunung Merapi.
Subandriyo juga mengatakan faktor cuaca di musim hujan ini menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh para pendaki Merapi. Hujan deras sering terjadi di puncak Merapi. Hujan itu juga sering diiringi petir dan badai gunung. "Sekarang hanya faktor cuaca. Kalau ancaman Merapi dari sisi kegunungapian, masih aman untuk pendakian," kata Subandriyo.
Menurut Wisnu Windarto, salah seorang komandan tim Search and Rescue Daerah Istimewa Yogyakarta, para calon pendaki Merapi harus menyiapkan segala perlengkapan pendakian, baik pakaian, makanan, minuman, alat-alat pendakian, maupun obat-obatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan). "Sebelum mendaki, lebih baik disiapkan semua perlengkapan. Jangan lupa melapor ke posko terdekat supaya terpantau oleh SAR," kata dia.
MUH. SYAIFULLAH