Mitologi Nyai Roro Kidul dalam Ritual Sedekah Laut  

Reporter

Editor

Jumat, 23 Desember 2011 16:27 WIB

Sesaji untuk persembahan dalam acara sedekah laut di Cilacap. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO , Cilacap - Persis di pintu masuk Pantai Teluk Penyu, lelaki sepuh itu duduk bersimpuh setelah berjalan sekitar tiga kilometer. Seperti sedang menyembah, ia mencium pasir pantai itu. Tangannya menempel erat di dadanya.

“Minta izin kepada Nyai Roro Kidul untuk melakukan ritual larung sesaji,” ujar Atas Munandar, 60 tahun, sesepuh nelayan Cilacap, Jumat, 23 Desember 2011.

Larung sesaji merupakan satu dari sekian prosesi sedekah laut Cilacap yang rutin diadakan tiap tahun saat bulan Suro, pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Upacara yang digelar nelayan ini mulai digelar tahun 1817.

Mulanya ritual sedekah laut dilakukan sejak zaman pemerintahan Adipati Cakrawerdaya III. Waktu itu, ia memerintahkan nelayan untuk menggelar sedekah laut sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan penguasa laut selatan, Nyai Roro Kidul.

Menurut Atas, Nyai Roro Kidul merupakan penguasa lautan yang harus dihormati. Nelayan percaya, sedekah laut bisa menghindarkan diri dari kecelakaan laut. Selain itu, nelayan berharap agar di tahun mendatang hasil tangkapan ikan akan naik sehingga bisa meningkatkan pendapatan keluarga.

Sosok Nyai Roro Kidul sendiri sangat dihormati oleh nelayan Cilacap. Sementara nelayan Cilacap sendiri dikenal sebagai nelayan pemberani yang daya jangkaunya mencapai seluruh Nusantara hingga perbatasan Pulau Christmas di Australia yang jaraknya cukup dekat dengan Cilacap. “Di kalangan nelayan pesisir selatan, nelayan Cilacap sudah dianggap seperti guru,” katanya.

Ia menambahkan, nelayan Cilacap juga dikenal mahir navigasi laut. Selain itu, pranata mangsa yang mencerminkan kondisi laut sangat dihapal oleh nelayan Cilacap.

Dalam ritual sedekah laut, nelayan mempersembahkan jolen atau sesaji yang nantinya akan dilarung di perairaan Pulau Majeti, sebelah selatan Pulau Nusakambangan. Tradisi tersebut sempat terhenti dan dihidupkan kembali semasa Bupati Poedjono Pranjoto pada tahun 1982 hingga sekarang.

Kepala Dinas Pariwisata Cilacap, Imam Yudianto mengatakan, delapan kelompok nelayan ikut menyumbangkan jolen dalam sedekah tahun ini. “Kami berupaya mengemas agenda tahunan ini agar bisa menarik kunjungan wisatawan,” katanya.

Ia mengatakan, untuk gelaran tahun ini, Dinas menggelontorkan anggaran sekitar Rp 100 juta. Selain larung sesaji, berbagai acara kesenian seperti wayang semalam suntuk, dangdutan, dan calung juga ditampilkan.

Dari pantauan Tempo, ribuan orang tampak memadati Pantai Teluk Penyu untuk melihat ritual itu. Akibatnya, ritual sempat terganggu akibat banyaknya orang. “Seharusnya, ketika pembawa jolen kakinya sudah menginjak pasir pantai, mereka harus segera berlari menuju kapal. Kalau penuh begini, mana bisa lari,” imbuh Atas.

ARIS ANDRIANTO


Berita terkait

David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

20 Januari 2018

David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

Beckham berjalan-jalan menggunakan Harley-Davidson klasik bergaya motor chopper seperti kepunyaan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

1 November 2017

Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

Presiden Donald Trump mengatakan dia telah memerintahkan agar pemeriksaan terhadap pelancong asing yang masuk Amerika Serikat kian diperketat.

Baca Selengkapnya

Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

5 Juni 2015

Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

Dua remaja yang mengalami cedera paling parah akibat insiden roller coaster Alton Towers.

Baca Selengkapnya

Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

7 Desember 2014

Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

Kecantikan kota ini bertambah oleh hadirnya Basilica Catedral de Arequipa.

Baca Selengkapnya

Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

6 Desember 2014

Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

Ada cerita tentang seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Lima yang nyaris ditubruk mobil.

Baca Selengkapnya

Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

28 Desember 2013

Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

Telah lebih dari 100 orang meninggal saat berusaha menaklukan Aconcagua.

Baca Selengkapnya

Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

16 Agustus 2013

Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

Lima tempat wisata indah di Papua Nugini yang layak dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

16 Agustus 2013

Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

Sumatera Barat sebagai daerah destinasi membutuhkan seni pertunjukan berlevel internasional.

Baca Selengkapnya

Festival Toraja Diundur

12 Agustus 2013

Festival Toraja Diundur

Festival Toraja akan digabungkan bersama kegiatan Lovely Desember.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

11 Agustus 2013

Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

Libur Idhul Fitri dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, di antaranya Taman Balekambang, Solo.

Baca Selengkapnya