Tradisi Perang Ketupat di Bangka, Simbol Melawan Lanun Menjelang Ramadan

Senin, 13 Maret 2023 06:36 WIB

Perang ketupat di Bangka barat. bangkabaratkab.go.id

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Menjelang Ramadan, berbagai persiapan dilakukan masyarakat, termasuk melaksanakan sejumlah tradisi. Seperti masyarakat Desa Tempilang Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Belitung yang menggelar pesta adat Perang Ketupat di Pantai Pasir Kuning.

Kepala Desa Tempilang Rosidi Sidok mengatakan tradisi perang ketupat sudah digelar turun temurun oleh masyarakat Tempilang. "Sebelum perang ketupat digelar, ada beberapa ritual yang dijalankan masyarakat agar terhindar dari marabahaya, berbagai penyakit dan mengharapkan tanaman yang kita tanam bisa tumbuh subur," kata dia kepada Tempo, Ahad, 12 Maret 2023.

Tahapan ritual perang ketupat

Dalam tradisi perang ketupat, ada beberapa ritual yang dilaksanakan masyarakat Tempilang. Ritual pertama sebelum perang ketupat adalah Ngancak.

Dalam acara itu, masyarakat setempat menyiapkan berbagai makanan sebagai sesajen. "Sesajen dalam ritual Ngancak ini diberikan sebagai simbol memberikan makanan untuk makhluk halus yang hidup di laut," ujar Rosidi.

Advertising
Advertising

Ritual kedua adalah Taber Kampung. Dalam ritual ini, dukun kampung menyiramkan air tepung beras yang dicampur sejumlah ramuan ke rumah-rumah masyarakat dengan alat yang terbuat dari pelepah pohon pinang.

"Selama Taber Kampung ini, ada sejumlah pantangan yang harus dipatuhi masyarakat yakni selama tiga hari tidak boleh pergi melaut dan selama tiga hari juga dilarang menjemur pakaian di depan rumah," kata Rosidi.

Setelah Taber Kampung, ritual yang digelar adalah Penimbungan. Dalam ritual itu, masyarakat Tempilang membuat miniatur perahu yang berisi sejumlah makanan seperti ketupat dan lepat untuk selanjutnya dihanyutkan ke laut.

"Setelah perahu dihanyutkan ke laut, baru perang ketupat digelar. Perang ketupat intinya perang melawan Lanun. Bukan perang antara setan," ujar Rosidi.

Rosidi mengatakan perang ketupat bermula di daerah Benteng Kuta, di mana nenek moyang atau leluhur masyarakat Tempilang marah dengan kejahatan lanun di laut. "Saking marahnya, panglima Tempilang yang bernama Makniak sampai menampar salah satu bangunan benteng," kata dia.

Bekas tamparan atau telapak tangan Makniak masih bisa dilihat hingga sekarang. "Akhirnya dengan perlawanan itu, para lanun lari dan dilempar dengan ketupat oleh masyarakat," kata Rosidi

Penjabat Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan ritual adat Perang Ketupat saat ini telah berkembang dan menjadi ajang silahturahmi masyarakat di Pulau Bangka. "Ini merupakan perang persahabatan. Kita harap tradisi ini bisa dikenalkan secara lebih luas lagi bagi masyarakat luar Pulau Bangka," ujar dia.

Pilihan Editor: Menjelang Ramadan, Kampung di Yogyakarta Gelar Tradisi Ruwahan Bawa Sesaji Apem

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdateuntuk bergabung.

Berita terkait

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

12 jam lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

1 hari lalu

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

Kuasa hukum Direktur PT Refined Bangka Tin memberi penjelasan soal smelter timah PT RBT yang disita oleh Kejagung.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

2 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

2 hari lalu

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

4 hari lalu

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

7 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

7 hari lalu

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.

Baca Selengkapnya

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

7 hari lalu

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan

Baca Selengkapnya

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

8 hari lalu

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

Rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Aryaduta Menteng: Membagikan Kebahagiaan dan Kebersamaan dalam Momentum Ramadan

9 hari lalu

Aryaduta Menteng: Membagikan Kebahagiaan dan Kebersamaan dalam Momentum Ramadan

Aryaduta Menteng tidak hanya menjadi sebuah hotel, tetapi juga sebuah tempat yang mampu menyatukan beragam kalangan untuk berbagi kebahagiaan.

Baca Selengkapnya